‘TeLe ApIK’ Ikut Bawa Jateng Borong Delapan Penghargaan KIPP 2019

JAKARTA (Cakram.net) – Pelayanan dokter spesialis tepat waktu berbasis daring, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto antar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menerima penghargaan Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019.

Inovasi layanan bernama Teyeng NdeLeng Antrean Pendaftaran dan Poliklinik (TeLe ApIK) ini dinilai kian memudahkan masyarakat, dalam berobat di poliklinik RSUD Margono Soekarjo sekaligus bisa memperkirakan jam berapa pasien tersebut akan mendapat pelayanan.

“Kami memang mendorong agar setiap instansi membuat satu inovasi, satu OPD satu inovasi, begitu pula kabupaten/ kota, kita pilih yang mana mau dilombakan,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai menerima penghargaan KIPP 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), yang diserahkan Wakil Presiden RI, H Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden RI Jalan Medan Merdeka Selatan No 6 Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).

Pada ajang Top 45 KIPP 2019 ini, jelasnya, Jateng menyertakan 22 inovasi pelayanan publik dan masuk dalam Top 99 untuk diseleksi lagi menjadi 45 yang terbaik.

Di seleksi top 45 ini, Jateng mendapat delapan yang terbaik di antaranya. “Kami tentu bangga dan seneng, di Jateng inovasi sudah menjadi sebuah tradisi yang mampu membanggakan masyarakat,” katanya.

Melalui penghargaan ini, gubernur berharap bisa menjadi rangsangan sekaligus semangat baik di pemprov, pemkab, pemkot untuk membuat aplikasi atau sistem yang mendorong layanan publik menjadi lebih baik lagi.

“Mudah- mudahan juga akan menjadi rujukan nasional, maupun daerah- daerah lain yang belum membuat aplikasi atau sstem kemudahan layanan tersebut,” tambahnya.

Ganjar juga mengatakan, jateng sebenarnya punya banyak inovasi berupa aplikasi yang bagus guna mendorong layanan publik. Ada Sakpole, Sihati, Jalan Cantik yang tidak disertakan dalam ajang KIPP 2019 ini. “Bukan persoalan apa, tapi memang belum ingin disertakan saja,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan, inovasi merupakan keniscayaan bagi pemerintah daerah dalam menjawab dinamika yang berkembang. Sehingga daerah sedapat mungkin membuat terobosan positif dalam menjawab perkembangan melalui berbagai inovasi.

“Inovasi itu tentunya penting untuk semua daerah, terutama bagi daerah yang memegang prinsip ‘kalau bisa dipermudah mengapa harus dipersulit’, Sebab kalau bisa dipermudah, daerah bisa lebih makmur, lebih cepat dan lebih baik,” jelasnya.

Bagi pemerintah daerah yang inovasinya terpilih sebagai Top 45, akan mendapatkan alokasi Dana Insentif Daerah (DID). Pemberian DID ini telah dilakukan sejak tahun anggaran 2018 yang lalu.

Instansi yang berpartisipasi pada KIPP 2019 juga berkesempatan mengikuti kompetisi tingkat dunia, yaitu United Public Service Award (UNPSA) yang diselenggarakan oleh badan dunia PBB.

Sebelumnya sudah ada dua instansi daerah yang berhasil menjuarai ajang bergengsi UNPSA, yaitu inovasi Sistem Early Detection and Treatment (EDAT) dari Kabupaten Teluk Bintuni dan inovasi PetaBencana.id milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sementara itu, Plt Direktur RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Yunita Dyah Suminar menambahkan, penghargaan itu baginya hanya merupakan bonus. Sebab yang utama baginya adalah masyarakat dapat terlayani dengan baik, mudah, murah dan cepat.

Ia juga menyebut, tantangan ke depan yang perlu kita kembangkan lagi adalah pelayanan yang lebih bersifat pre hospital preventif dan promotif (berbasis individu atau masyarakat. “Baik itu hospital without wall, terpadu dengan intra hospital dan post hospital,” katanya.

Seperti diketahui, selain penghargaan aplikasi yang menjamin dokter datang tepat waktu melalui TeLe ApIK, tujuh pemerintah kabupaten di Jateng juga menerima penghargaan KIPP 2019 kali ini.

Masing- masing Pemkab Banjarnegara melalui program OCe OKe (Siasat Keren Cegah 3 Terlambat dengan 4 Pantauan); Pemkab Banyumas dengan program Pattas Sosial Mitra Kurir Langit (Penanganan Cepat, Tanggap dan Tuntas dalam Pendampingan Warga Miskin Penderita Sakit Kronis).

Selain itu Pemkab Brebes dengan Gerakan Kembali Bersekolah (GKB) Atasi Anak Tidak Sekolah (ATS); Pemkab Cilacap dengan Balakar to Response Time (BArisan SukareLA KebaKARan menuju Response Time); Pemkab Grobogan dengan Rumah Kedelai Grobogan; Pemkab Magelang dengan Misteri Calon Pengantin Paseso Merapi (Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat) dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan Rumah Sakit Rasa Toyota. prie

Bagikan:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *