Jelang Lebaran, Penertiban Gelandangan di Kota Yogyakarta Diintensifkan

YOGYAKARTA,Cakram.net – Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta terus mengintensifkan penertiban gelandangan dan pengemis yang jumlahnya cenderung meningkat menjelang Lebaran untuk memastikan kondisi kota tersebut tetap kondusif.

“Jumlah gelandangan dan pengemis bertambah menjelang Lebaran. Dari beberapa penertiban terakhir, kami terkadang menertibkan lima hingga 15 orang, bahkan sempat membawa 23 orang dalam sekali patroli,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Rabu (20/5/2020).

Gelandangan dan pengemis yang terjaring razia tersebut akan dibawa ke shelter milik Dinas Sosial DIY. Di tempat tersebut, seluruhnya didata dan bagi warga DIY akan mendapat pembinaan, sedangkan warga dari luar DIY akan dipulangkan ke daerah asal.

Sebagian besar gelandangan dan pengemis yang terjaring razia, lanjut dia, merupakan warga dari luar DIY, bahkan ada yang berasal dari Jawa Barat hingga luar Pulau Jawa.

“Alasan mereka bermacam-macam, dari mulai kecopetan hingga kehabisan bekal dan kebetulan ada wabah corona sehingga tidak bisa kembali ke daerah asal,” katanya yang menyebut gelandangan dan pengemis tersebut biasanya duduk-duduk di tepi jalan atau di trotoar sambil membawa gerobak.

Sebagian besar gelandangan dan pengemis tersebut terjaring razia di sekitar Jalan Adi Sutjipto yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman, atau di sekitar Pojok Beteng Keraton Yogyakarta, di sekitar Stadion Mandala Krida serta di kawasan Kotabaru.

“Ada yang terkadang membawa anaknya. Terakhir kali, kami menertibkan warga yang membawa gerobak yang di dalamnya berisi dua anak. Mereka warga Kabupaten Magelang dan langsung diminta untuk pulang,” katanya.

Agus menengarai, munculnya gelandangan dan pengemis menjelang Lebaran dipengaruhi banyaknya kegiatan pembagian bantuan sosial atau bantuan sembako kepada warga.

“Mereka sengaja menunggu pembagian bantuan sosial atau bantuan sembako dan makanan. Padahal, kegiatan pembagian bantuan di tepi jalan sudah dilarang karena lebih baik disalurkan melalui wilayah agar tepat sasaran,” katanya.

Selain mengintensifkan penertiban, Agus berharap, jumlah gelandangan dan pengemis tersebut akan berkurang dengan sendirinya usai Lebaran. (Ant/Cakram)

 

 

Bagikan:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *