Pemkab Kulon Progo Didesak Segera Percepat Pembangunan Bedah Menoreh

KULON PROGO, Cakram.net – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak pemerintah setempat segera melakukan percepatan pembangunan jalur Bedah Menoreh dalam rangka menumbuhkan sektor pariwisata dan ekonomi di wilayah utara.

Anggota Komisi III DPRD Kulon Progo Pancar Ponco Driyo di Kulon Progo, Senin (21/9/2020), mengatakan pembangunan Bedah Menoreh harus melalui tiga poros, yakni poros selatan, poros tengah dan poros utara menuju Candi Borobudur melalui kawasan Bukit Menoreh antara lain Kapanewon/Kecamatan Temon, Kokap, Girimulyo, Samiggaluh dan Kalibawang sebagai pporos tengah dan Candi Borobudur Magelang sebagai poros utara.

Selanjutnya, poros selatan sebagai triggernya adalah Bandara Internasional Yogyakarta yang menyambungkan poros tengah dan utara.

“Tiga poros ini harus diusulkan sesuai dengan rencana pengembangan wisata dari Bandara YIA sampai Kawasan Strategis Pembangunan Nasional (KSPN) Borobudur,” kata Pancar.

Ia berharap jalur Bedah Menoreh ini terhubung dengan objek wisata yang berada di Kulon Progo, seperti Sermo, Kalibiru, Pulepayung, Kebun Teh Nglinggo, Puncak Suroloyo dan jalur wisata lainya yang berada di Kulon Progo menyambung dengan Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) yang merupakan poros utara.

Pancar meminta Pemkab Kulon Progo menyiapkan konsep pengembangan wisata menuju poros jalur tengah, atau konsep segitiga emas yaitu mikro, mezo dan makro. Segitiga mikro bagaimana pengembangan kawasan menoreh yang dilalui jalur jalan Bedah Menoreh harus mendapatkan multi evek player dan peningkatan PAD dari sektor wisata.

Mezo yaitu peningkatan pengembangan kawasan menoreh yang “on” akses ke objek wisata Perbukitan Menoreh. Sedangkan mikro, bagaimana pengembangan lebih luas meliputi antardaerah, antarkabupaten seperti Purworejo dan Magelang. Antar kabupaten ini harus bisa bekerja sama bersinergi mewujudkan jalur jalan Bedah Menoreh menuju magnet besar KSPN Candi borobudur.

“Hal ini harus bisa menjadi pesan positif kemajuan wisata di kawasan Kulon Progo yang merupakan kawasan konsentrasi antara Kulon Progo dan Magelang yang kemudian menjadikan pengembangan sektor ekonomi yang luas, seperti penginapan, homestay ataupun hotel yang berada di kawasan wisata Kulon Progo,” katanya.

Lebih lanjut, Pancar mengatakan hal yang tidak kalah penting pembangunan trase tol Solo-Yogyakarta- Bandara YIA yang merupakan jalan bebas hambatan harus memperhatikan aspek pertumbuhan ekonomi wilayah jangan sampai pembangunan trase tol ini akan merugikan dan mematikan perekonomian warga sekitar.

“Kalau sudah jelas jalur trase tol yang dilewati, pemkab dalam hal ini DPUPKP segera melaksanakan sosialisasi dengan seksama kepada masyarakat yang dilalui jalur tol tersebut, agar warga masyarakat bisa segera berkonsultasi dan berkordinasi untuk meminimkan dampak permasalahan karena berkait dengan pembebasan lahan,” katanya.

Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kulon Progo Yuliyantoro juga mendukung percepatan pembangunan jalur Bedah Menoreh. Hanya saja ia meminta Pemkab Kulon Progo harus menjalin komunikasi secara intensif dengan Badan Orita Borobudur untuk juga mengembangkan kawasan utara Kulon Progo yang berada di kawasan Bukit Menoreh seperti di Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan, dan Kokap.

Sejauh ini, BOB lebih memprioritaskan pembangunan di wilayah Magelang dengan kawasan Candi Borobudur. Kulon Progo sebagai kawasan penyangga terkesan diabaikan.

“Kalau mau mengembangkan KSPN Borobudur dan kawasannya, Kulon Progo tidak boleh ditinggal. Pemkab harus meningkatkan komunikasi dengan BOB untuk masalah ini. Kulon Progo harus memiliki peran strages dalam pengembangan KSPN Borobudur,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kulon Progo Muji Harsa meminta pembangunan jalan tol Bandara YIA-Solo tidak terhubung langsung dengan bandara, supaya tidak mematikan pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo. Kalau pintu tol atau exit tol langsung terhubung dengan Bandara YIA, untuk apa dibangun bandara.

“Kami berharap pembangunan jalan tol ini tidak mematikan ekonomi di Kulon Progo,” harapnya. (Ant/Cakram)

Bagikan:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *