YOGYAKARTA, Cakram.net – Pemerintah Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis. Mengingat penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira pada tikus itu bisa berdampak fatal pada kematian. Masyarakat diharapkan dapat mencegah dan segera mengakses fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala Leptospirosis.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu menyebut sampai Juni 2022 di Kota Yogyakarta ada 6 kasus Leptospirosis dengan 2 kasus meninggal dunia. Jumlah kasus itu merata dari Januari sampai Juni 2022 dan tersebar di beberapa wilayah di antaranya di Pandeyan, Prawirodirjan dan Danurejan. Kasus yang meninggal itu rata-rata karena terlambat, tidak tahu penangananya.
“Penyakit Leptospirosis ini gejalanya sangat bervariasi. Mulai dari tanpa gejala sampai fatal bisa menyebabkan kematian. Kami harap masyarakat aware (peduli) terhadap sakit yang dialami,” kata Endang, dilansir dari jogjakota.go.id, Selasa 19 Juli 2022.
Dia menyampaikan gejala awal Leptospirosis adalah demam, pusing, nyeri otot pada betis dan kekuningan pada mata. Di samping itu sebelum gejala tersebut ada aktivitas yang memungkinkan berinteraksi dengan air kencing tikus. Misalnya aktivitas pengelolaan sampah, petani dan kegiatan di sungai, selokan serta genangan air.
“Sering masyarakat merasakan seperti masuk angin biasa, tapi akhirnya tidak bisa diselamatkan. Biasanya kadang gejala awal tidak menjadi perhatian. Makanya ini menjadi PR kita. Kalau sakit segera ke fasilitas kesehatan karena ada penanda awal gejala,” tambahnya.