Selain itu, Dinas Pariwisata juga memastikan komunikasi intensif dengan perangkat daerah lainnya serta komunitas terkait agar momen libur tidak dimanfaatkan untuk tindakan merugikan wisatawan seperti nuthuk atau menaikkan harga secara tidak wajar.
“Pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Kita melibatkan stakeholder dari unsur pentahelix juga masyarakat melalui kampung wisata, generasi muda seperti Mas dan Mbak, serta media. Dengan kerja sama ini, kita optimis pariwisata Yogyakarta akan semakin maju,” tutupnya.
Ke depan, Kota Yogyakarta berkomitmen untuk mendorong quality tourism, menarik wisatawan berkualitas yang tidak hanya berkunjung, tetapi juga memberi dampak positif bagi ekonomi dan keberlanjutan pariwisata di kota budaya ini.
Sementara itu, Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kota Yogyakarta, Husni Eko Prabowo, menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata melibatkan Mas dan Mbak Kampung Wisata 2024 sebagai bagian dari strategi pengembangan pariwisata berbasis wilayah. Pemilihan ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk peduli dan berperan aktif dalam pengembangan kampung wisata.
“Mas dan Mbak Kampung Wisata ini berbeda dengan Dimas Diajeng. Fokusnya, generasi muda yang bisa mengembangkan potensi kampung wisata. Mereka sudah tergabung dalam paguyuban 2024 dan siap bertugas menyambut wisatawan pada libur Nataru,” ujar Husni.