“Ini menjadi salah satu target ke depan agar pemasaran dapat lebih terstruktur dan menjangkau pasar yang lebih luas,” tambahnya.
Salah satu warga pendatang yang telah lima tahun menetap di Kampung Cyber, Sherli Aprilani (43), mengungkapkan kecintaannya terhadap Kota Yogyakarta. Sebagai pelaku UMKM di bidang kuliner dan tas bermotif lukis, ia merasakan peluang besar untuk berkembang di Kota Yogyakarta, yang dikenal sebagai kota penuh kreativitas.
“Pelatihan di Yogyakarta sebenarnya sangat banyak jika kita mau, jadi kesempatan itu lebih besar. Insya Allah, kalau untuk membuat produk, kami sudah bisa. Tapi tantangan utamanya adalah memasarkan, terutama untuk produk basah yang memiliki waktu terbatas,” ungkap Sherli.
Ia menjelaskan, sebagian besar pelatihan saat ini berfokus pada pembuatan produk makanan kering, yang memang lebih mudah dipasarkan dan dikirim ke luar daerah. Namun, ia berharap adanya pelatihan khusus untuk pemasaran makanan basah.
“Produk basah itu lebih sulit dipasarkan karena keterbatasan waktu. Bagaimana memasarkannya secara digital sehingga dapat menjangkau lebih luas,” katanya.