UNGARAN, Cakram.net – Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PC PERGUNU) Kabupaten Semarang melaksanakan pelantikan pengurus masa khidmah 2025–2030 sekaligus menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Restorasi Sistem Pendidikan di Era Society 5.0, Menuju Generasi Unggul yang Berkarakter”.
Kegiatan ini berlangsung di Ballroom H.M. Mansur UNDARIS, Ungaran, Sabtu 18 Januari 2025 dan dihadiri sejumlah tokoh pendidikan serta ratusan peserta.
Dalam sambutannya, Ketua PC PERGUNU Kabupaten Semarang Supriyono menyampaikan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi era Society 5.0.
“Kita tidak hanya bicara tentang teknologi, tetapi bagaimana manusia tetap menjadi pusat, memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan adalah kunci mencetak generasi unggul yang berkarakter,” kata Supriyono dalam keterangan tertulis yang diterima Cakram.net, Senin 20 januari 2025.
Ia juga menyatakan bahwa pelantikan ini merupakan langkah awal dalam memperkuat kontribusi PERGUNU di Kabupaten Semarang dalam mewujudkan pendidikan yang
“Kami berkomitmen mendorong pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada hasil akademik, tetapi juga membangun karakter dan religiusitas siswa,” katanya.
Sementara itu dalam sesi seminar, tiga narasumber yang dihadirkan mengupas berbagai isu strategis dalam pendidikan.
Komisioner KPAI, Aris Adi Leksono memamparkan tema “Peran dan Strategi dalam Pengembangan Mutu Pendidikan yang Ramah Anak”.
Ia menyoroti pentingnya perlindungan anak dalam menciptakan generasi emas 2045.
“Masalah kekerasan pada anak masih terjadi karena belum meratanya akses pendidikan berkualitas. KPAI terus mendorong implementasi kebijakan berbasis UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa perlindungan anak harus melibatkan ranah pemenuhan hak dasar dan perlindungan khusus.
Pada sesi berikutnya Ketua PW PERGUNU Jawa Tengah Nur Cholid membahas peran guru dalam menghadapi era digital dengan tema “Inovasi Teknologi di Era Digital”.
Ia menekankan pentingnya memadukan nilai-nilai Aswaja NU dengan inovasi teknologi untuk menghadapi tantangan global.
“Worldview Aswaja seperti tawassuth, tawazun, tasamuh, dan i’tidal harus menjadi panduan dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi. Guru dituntut adaptif, fleksibel, kreatif, dan inovatif,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan tentang ancaman kapitalisme global yang bisa memengaruhi pendidikan.
Sementara itu Dekan FAI UNDARIS, Dr. Ida Zahara Adibah yang mengangkat tema “Implementasi Perlindungan bagi Pelaku Pendidikan yang Berkeadilan” menyoroti pentingnya jaminan perlindungan hukum bagi pendidik.
“UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen hingga Permendikbud No. 10 Tahun 2017 menjadi payung hukum yang harus dijalankan dengan baik. Masih banyak pelaku pendidikan yang menghadapi intimidasi dan membutuhkan perlindungan nyata,” paparnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi interaktif antara narasumber dan peserta, yang semakin memperkaya wawasan terkait peran pendidikan di era transformasi teknologi.
Salah satu guru yang hadir, Siti Nur Azizah menilai tema yang diusung dalam seminar ini sangat relevan dengan tantangan dunia pendidikan saat ini.
“Materinya relevan dengan tantangan yang kami hadapi sebagai pendidik. Era Society 5.0 benar-benar menuntut perubahan paradigma,” ujarnya.