Dinkes: Dua Penderita DBD di Banyumas Meninggal Dunia

PURWOKERTO,Cakram.net – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas Sadiyanto, mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak Januari hingga minggu kedua Maret terus bertambah dan telah mengakibatkan dua penderitanya meninggal dunia.

“Ya memang ada peningkatan, jumlahnya 99, kita pernah KLB (Kejadian Luar Biasa) dan hampir menyeluruh. Kalau musim hujan pasti kabupaten manapun meningkat. Yang meninggal sudah dua, sehingga ini harus kami antisipasi juga, jangan hanya terkonsentrasi ke (penyebaran virus) corona (COVID-19) karena DBD juga harus betul-betul diantisipasi,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (19/3/2020).

Menurut dia, partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) belum maksimal.

Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat bersemangat dalam melaksanakan PSN karena merupakan satu-satunya upaya yang paling efektif untuk mencegah DBD jika dibandingkan dengan pengasapan (fogging).

“Rata-rata masyarakat mesti kalau (ada yang) panas sedikit, fogging, fogging. Padahal kalau kita melakukan fogging, ada jentik nyamuk di dalam air, di-fogging enggak mati jentik-jentik nyamuknya. Ditinggal, tiga hari kemudian muncullah nyamuk, berarti fogging-nya hanya efektif tiga hari, virus berterbaran lagi lewat nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya.

Terkait dengan penderita DBD yang meninggal dunia, Sadiyanto mengaku jika sempat ada kabar jika ada salah seorang warga Kecamatan Rawalo yang meninggal dunia dan diduga karena DBD.

Akan tetapi, kata dia, pihaknya masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab meninggalnya warga tersebut memang benar disebabkan oleh DBD atau penyakit lainnya.

“Kadang-kadang masyarakat karena belum sepaham dengan teman-teman kesehatan, kalau panas (tinggi) itu DBD. Jadi, hingga saat ini jumlah korban DBD yang meninggal dunia hanya dua orang,” katanya.

Ia mengharapkan masyarakat menunjukkan aksi nyata dalam melakukan PSN sehingga kasus DBD di Kabupaten Banyumas tidak terus meningkat.

Selain itu, kata dia, petugas puskesmas maupun pihak lainnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat tidak hanya menginformasikan pencegahan COVID-19 juga DBD. (Ant)

 

Bagikan:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *