Pemerintah Kembangkan Program Triple Dialing Atasi Masalah Pengangguran

SOLO, Cakram.net – Kementerian Ketenagakerjaan RI mengembangkan program triple dialing guna mengatasi masalah pengangguran di tanah air. Angka pengangguran yang ada saat ini jumlahnya mencapai 7.040.000 orang.

“Pemerintah dalam hal ini Kementrian Ketenagakerjaan mengembangkan program triple dialing. Program yang dikembangkan bertujuan untuk menyelesaikan  7.040.000 orang yang kini menganggur dan belum punya pekerjaan, agar mereka yang masih menganggur dapat memiliki kompetensi sesuai kebutuhan zaman,” kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, Ida Fauziah saat menyampaikan orasi ilmiah bertema ‘Penyiapan Sumberdaya Manusia Unggul  dalam Menghadapi Era Industri Kreatif 4.0 dan Dunia Global’ dalam Talkshow Ketenagakerjaan di Sekolah Tinggi Ekonomi AUB Surakarta, Selasa (10/3/2020).

Menurut Menaker, sebanyak 7.040.000 orang yang saat ini menganggur mayoritas memiliki tingkat pendidikan tinggi, yakni SMA/SMK dan Perguruan Tinggi. Hanya sebagian kecil pengguran yang tingkat pendidikannya lulusan SMP ke bawah.

“Jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 133 juta orang, namun sebanyak 57,56 persen di antaranya berpendidikan SMP ke bawah. Jadi yang bekerja kondisinya low skill sementara yang nganggur itu pendidikannya tinggi,” jelasnya.

Menurut Menaker, pengangguran yang memiliki tingkat pendidikan tinggi terbatas pada kualifikasi atau keahlian, serta pemahaman  mengenai jabatan atau pekerjaan dan persyaratannya. Persoalan lain adalah menyangkut attitude atau sikap tidak disiplin.

Menaker mengatakan isu ketenagakerjaan yang sekarang dialami bangsa Indonesia di antaranya berkaitan kualitas atau kompetensi tenaga kerja yang belum sesuai dengan kebutuhan pengguna atau industri.

Sebagai gambaran, lanjut Menaker, ada wilayah yang merupakan pusat industri tetapi daerah itu merupakan penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.  Sebab keberadaan industri  tidak menyerap tenaga kerja di sekitarnya sehingga kebutuhan tenaga kerja diisi dari daerah lain.

“Kenapa bisa begitu, padahal di situ juga ada BLK pemerintah yang cukup besar dan representatif. Ternyata salah satu persoalannya adalah attitude. Persoalan tidak disiplin atau kemalasan itu merupakan problem serius,” tandasnya. (baw/Cakram)

Sharing:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *