BOYOLALI, Cakram.net – Pemerintah Kabupaten Boyolali telah memastikan ketersediaan kebutuhan pangan di wilayahnya menjelang Ramadhan masih aman atau mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Apalagi, Indonesia kini sedang ada wabah corona virus disease (COVID-19) di sejumlah daerah termasuk Boyolali, tetapi kami memastikan ketersediaan pangan masih mencukupi,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupate Boyolali, Widodo, di Boyolali, Jumat (27/3/2020).
Widodo mengatakan Boyolali telah musim panen produksi beras kini memiliki persediaan yang mencukupi. Produksi beras rata-rata mencapai 16.780 ton per bulan, dimana kebutuhan masyarakat kisaran 8.100 ton per bulan, sehingga mengalami surplus beras.
“Boyolali awal Mei akan memasuki panen kedua, sehingga intinya produksi akan bertambah, dan ketersediaan beras akan tercukupi,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, komoditas jagung, Kabupaten Boyolali dalam lima bulan ini, produksinya mencapai 90.000 ton, sedangkan yang d konsumsi masyarakat hanya sekitar 500 ton, sehingga jagung justru sangat surplus.
“Kami produksi jagung dapat mendukung kebutuhan daerah lain, yang lebih memerlukan,” katanya.
Komuditas lainnya seperti sayuran jenis capai daerah sentra produksi di Kecamatan Selo Boyolali. Produksi capai rata-rata mencapai 1.440 ton per bulan. Sedangkan, kebutuhan masyarakat untuk jenis capai hany 88 ton, sehingga stok selalu tersedia.
Dia mengatakan untuk jenis bawang merah di Kabupaten Boyolali sudah dapat mengembangkan produksi sendiri. Pihaknya baru saja melaksanakan panen raya dan rata-rata produksi mencapai 2.042 ton per bulan. Produksi drlsama lima bulan terakhir ini, mencapai 10.210 ton.
“Kebutuhan bawang merah di Boyolali rata-rata hanya 227 ton per bulan. Jadi bawang merah aman. Harganya juga relatif stabil yakni ditawarkan Rp30.000 hingga Rp35.000 per kg,” katanya.
Dia menjelaskan untuk produksi daging sapi di Boyolali rata-rata mencapai 1.179 ton per bulan, dimana kebutuhan masyarakat sekitar 200 ton per bulan. Sehingga, Boyolali salah satu daerah snetra yang mensuplai daging ke daerah lain. Untuk harga saat ini, Rp100.000 per kilo.
Produksi daging ayam di Kabupaten Boyolali masih menjadi andalan. Produksi daging potong rata-rata 1.587 ton per bulan, sedangkan kebutuhan masyarakat hanya sekitar 400 ton per bulan.
Telur ayam di Boyolali juga menjadi kebutuhan yang banyak dicari oleh masyarakat apalagi menjelang puasa. Produksi telur ayam rata-rata 2.000 ton per bulan, selama lima bulan berhasil memproduksi 10.000 ton telur, sedangkakebutuhan masyarakat rata-rata hanya 300 ton per bulan.
“Harga terus ayam di Boyolali rata-rata dijual Rp24.000 per kg. Kebutuhan telur biasanya menjelang puasa akan meningkat, karena kebutuhan masyarakat akan bertammbah salah satunya untuk bahan pembuat kue.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat Kabupaten Boyolali agar tidak melakukan aksi borong bahan pangan. Karena semua bahan yang dibutuhkan masyarakat sudah tersedia dan persediaannya masih aman hingga Lebaran mendatang. (Ant/Cakram)