Bupati Gunungkidul Jamin Stok Pangan Aman Hingga Juni

GUNUNGKIDUL,Cakram.net – Bupati Gunungkidul, Badingah menjamin stok pangan di wilayah ini aman untuk jangka waktu tiga bulan ke depan atau hingga Juni.

Badingah mengatakan, stok pangan aman ini tidak lepas dari cadangan gabah di Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul yang mencapai 17.000 ton.

Stok pangan belum termasuk  kuota beras dari Pemerintah DIY sebanyak 30 ton. Rencananya kuota dari provinsi digunakan untuk operasi pasar dengan harga Rp43.000 untuk satu paket beras seberat lima kilogram.

“Selain stok beras aman, hasil panen padi dan jagung juga mengalami surplus sehingga stok dipastikan aman sehingga saat puasa dan lebaran tidak ada masalah,” kata Badingah, Selasa (14/4/2020).

Ia mengatakan ketersediaan pangan, pihaknya juga menggalakan gerakan pangan lokal. Imbauan ini sudah diperkuat dalam surat edaran bupati yang terbit di awal Januari lalu. Selain itu, untuk menambah kadar gizi di masyarakat juga akan menggerakkan konsumsi ikan.

“Kebutuhan gizi ini penting agar masyarakat tidak mudah terserang penyakit,” katanya.

Namun demikian, ia meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Gunungkidul tetap melakukan pemantauan terhadap harga kebutuhan pokok di tingkat pedagang dan mengawasi daya beli masyarakat.

Badingah juga meminta Satgas Pangan melakukan pengawasan terhadap distribusi sehingga pasokan di masyarakat tetap lancar dan harga tidak mengalami kenaikan.

“Gas bersubsidi ini juga penting karena sebagai salah satu kebutuhan pokok dari masyarakat sehingga ketersediaannya harus dijaga,” kata dia.

Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih meminta TPID mengintensifkan pemantauan ketersediaan pangan, meski stok aman hingga tiga bulan ke depan. Begitu juga, ketersediaan elpiji bersubsidi juga mencukupi karena Pertamina berjanji akan mendistribusikan 360.000 tabung pada bulan ini.

“Meski demikian, ketersediaan stok yang mencukupi TPID harus terus melakukan pemantauan. Salah satu fokusnya untuk pengawasan terhadap bahan pangan yang menggunakan kimia berbahaya hingga masalah izin edar,” katanya.

Ia mengatakan daya beli masyarakat di Gunungkidul sedikit mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19. Hal ini pun akan berpengaruh terhadap stok barang yang terjual di pasaran.

“Kami minta ada pengawasan makanan mendekati masa kedaluwarsa. Jangan sampai masyarakat dirugikan,” katanya. (Ant/Cakram)

Sharing:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *