Puskesmas di Yogyakarta Buka Layanan Saat Cuti Bersama

YOGYAKARTA, Cakram.net – Puskesmas di Kota Yogyakarta tetap memberikan layanan kesehatan saat cuti bersama, bahkan dua puskesmas yang memberikan pelayanan persalinan, yaitu Puskesmas Jetis dan Tegalrejo, tetap memberikan layanan secara penuh.

“Layanan kesehatan di puskesmas tetap ada, namun layanan dilakukan terbatas atau setengah hari saja sampai pukul 12.00 WIB kecuali pada Jumat sampai pukul 11.00 WIB,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Ariyani di Yogyakarta, Selasa (27/10/2020).

Layanan setengah hari di puskesmas tersebut dilakukan pada Rabu (28/10/2020), Jumat (30/10/2020), dan Sabtu (31/10/2020), sedangkan pada Kamis (29/10/2020) dan Minggu 1 November tutup.

Di RS Jogja dan RS Pratama, layanan instalasi gawat darurat (IGD) tetap buka 24 jam, bahkan pada Sabtu (31/10/2020), layanan poliklinik tetap buka.

“Untuk layanan kegawatdaruratan melalui PSC 119 tetap akan disiagakan secara penuh 24 jam setiap hari,” katanya.

Jika terjadi kasus COVID-19, Emma memastikan rumah sakit rujukan di Kota Yogyakarta, tujuh rumah sakit, tetap akan melakukan pelayanan secara maksimal.

Rumah sakit rujukan tersebut, di antaranya RS Jogja, RS Pratama, Bethesda, Panti Rapih, PKU Muhammadiyah, DKT, dan Siloam.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi memastikan pelayanan kesehatan dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta tetap akan berjalan saat cuti bersama.

“Apalagi saat ini masih dalam masa tanggap darurat. Tentu saja, kondisi ini harus disikapi dengan kesiapsiagaan untuk memberikan pelayanan terbaik meski dalam kondisi darurat,” katanya.

Khusus untuk pelayanan di bidang kesehatan, ia meminta rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk mengatur manajemen pelayanan sehingga masyarakat tetap bisa mengakses layanan kesehatan meski cuti bersama.

Libur panjang akhir Oktober, lanjut dia, salah satu peluang untuk pemulihan ekonomi namun harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

“Syaratnya, semua protokol kesehatan harus dijalankan secara ketat. Kalau tidak, justru akan berdampak pada semakin lamanya upaya pemulihan ekonomi dan bisa berdampak pada hal lain misalnya beban sosial yang semakin berat,” katanya. (Ant/Cakram)

 

Sharing:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *