SALATIGA, Cakram.net – Dengan ketela, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto akan membawa Kota Salatiga ke kancah internasional melalui Unesco Creative Cities Network (UCCN) di bawah PBB. Makanan olahan berbahan ketela ini dipilih karena adanya perubahan perilaku masyarakat modern saat ini tidak lagi mencari roti melainkan ketela atau singkong dengan cita rasa modern.
Wali Kota optimistis makanan olahan ketela bisa menjadikan Kota Salatiga dikenal oleh masyarakat internasional. Sebab, partisipasi masyarakat dan UKM khususnya bidang makanan olahan singkong di Kota Salatiga telah mampu memberikan kontribusi aset sebesar Rp15 miliar per tahun.
“Ini sangat luar biasa. Meskipun tanpa ada bantuan dari pemerintah yang mencapai ratusan juta bahkan miliaran rupiah, tapi para pelaku usaha kuliner berbahan dasar ketela atau singkong ini bisa mendatangkan pendapatan Rp15 miliar rupiah di Kota Salatiga. Tentunya yang berbelanja tidak hanya warga Kota Salatiga tetapi juga dari luar Kota Salatiga, ini telah memacu perputaran uang di Kota Salatiga,” ungkap Yuliyanto saat mencanangkan Kota Salatiga sebagai Kota Kreatif Kuliner ‘Goes To UCCN’ di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Kamis 20 Mei 2021.
Yuliyanto menyampaikan sebelum pencanangan sekitar 6 bulan lalu, ia menerima informasi dari Kemenparekraf terkait adanya proyeksi Kota Salatiga sebagai Kota Kreatif Dunia. Awalnya, Pemkot Salatiga berencana memilih sektor literasi karena Kota Salatiga sudah empat kali berturut-turut berhasil meraih predikat sebagai Kota Toleran. Namun setelah melalui diskusi yang melibatkan masyarakat dan tahapan yang cukup panjang akhirnya diputuskan memilih sektor kuliner.
Yuliyanto berharap dukungan seluruh lapisan masyarakat agar Kota Salatiga lebih dikenal di dunia internasional melalui kuliner berbahan dasar ketela bisa terwujud. Upaya membangun makanan olahan singkong dinilai memiliki nilai ekonomi dan multiplier effect yang positif. Diharapkan
kuliner berbahan dasar singkong ini menumbuhkembangkan kuliner lain seperti kopi dan makanan olahan lainnya.
“Saat ini, kota di Indonesia yang sudah masuk sebagai Kota Kreatif Dunia diantaranya Pekalongan, Kota Bandung dan Kota Ambon. Sebenarnya Kota Solo sudah sangat ingin bisa masuk dan mengikuti kota kreatif dunia ini, tetapi belum berhasil. Harapan saya, kerja keras kita semua untuk mem-branding Kota Salatiga dapat berhasil. Tentu akan menambah rasa bangga kita sebagai masyarakat Kota Salatiga, kota yang livable dan lovable, kota yang banyak diidam-idamkan orang, dan kota yang memiliki angka harapan hidup tinggi karena tingkat stress dan biaya hidup yang rendah,” kata Yuliyanto.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Salatiga, Valentino T Haribowo menyampaikan selama ini banyak prestasi yang ditorehkan oleh Pemkot Salatiga. Namun belum lengkap jika Kota Salatiga belum berpredikat sebagai salah satu kota yang bergabung di UCCN atau Jaringan Kota Kreatif Dunia.
Multiplier effect dari sektor kuliner juga telah berimplikasi mewujudkan Salatiga yang SMART sehingga Salatiga layak menyandang julukan sebagai livable dan lovable city. Tak dipungkiri, kota yang layak huni dan penuh kearifan lokal ini memiliki pendapatan perkapita penduduk di atas rata-rata dengan IPM tertinggi ke-2 di Jawa Tengah dan angka kemiskinan terendah. (Cakram)