“Setelah FYP (for you page) dan viral, kami langsung berpikir, kenapa kami tidak memanfaatkan viral dan FYP ini untuk kebaikan. Jadi tetap berkarya, tetap berkonten tapi harus diselipi pesan yang mudah diterima untuk berbagai kalangan,” bebernya, mengungkapkan alasannya menjadi kreator konten.
Edukasi melalui konten, diakuinya, lebih efektif ketimbang langsung disampaikan di sekolah, karena penyampaian melalui konten lebih mudah diterima masyarakat. Dewi menyampaikan, hal itu tetap nyaman, namun diubah pola belajarnya menjadi sesuatu yang mereka sukai.
“Biar mereka (siswa) nyaman dulu, baru kita kasih ilmu dan pendidikan di dalamnya. Insyaallah, menerimanya lebih mudah dan ikhlas,” ujarnya. (*)