Ia mengatakan, salah satu yang mendongkrak pergerakan wisatawan di Kota Yogyakarta di tahun 2024 adalah mulai beroperasinya Tol Prambanan. Sehingga aksesibilitas lebih mudah dan cepat, baik dari barat maupun timur.
“Ini menjadi peluang baik yang bisa kita tangkap bersama, untuk mewujudkan quality tourism. Jadi bukan hanya jumlah kunjungan saja tapi juga lama tinggal dan belanja wisatawan,” katanya.
Menurutnya, sektor pariwisata memiliki multiplier effect yang berdampak pada sektor lainnya. Sehingga konsep pentahelix harus diupayakan bersama dengan melibatkan lima unsur yaitu pemerintah, pelaku bisnis, masyarakat, komunitas, kampus untuk berkolaborasi bersama menciptakan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
“Sengkuyung dari semua unsur ya, tidak bisa sendirinuntuk mewujudkan quality tourism yang sustainable. Mulai dari atraksi, aktivitas, aksesibilitas, akomodasi, dan amenitas ini harus ditingkatkan bersama-sama kualitasnya, sehingga semakin banyak pihak yang merasakan dampak perekonomiannya,” ujarnya.
Dikatakan, pendampingan kampung wisata menjadi salah satu fokus untuk menambah daya tarik wisata di Kota Yogyakarta. Untuk memastikan kampung wisata siap menerima kunjungan, dengan paket wisata yang ditawarkan hingga pelayanan prima yang diberikan.