AMBARAWA (Cakram.net) – Jika anak-anak di perkotaan sibuk bermain dengan gadget, lain halnya dengan anak-anak di Dusun Kalipucung, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Di sini, anak anak justru diajak bermain aneka dolanan (permainan) tradisional yang sudah banyak ditinggalkan. Meski harus bersusah payah dan jatuh bangun saat menjajal aneka dolanan tradisional, anak-anak terlihat sangat ceria.
Didampingi pemandu, canda tawa dan keseruan anak-anak semakin terlihat saat mereka berkompetisi menggelindingkan ban bekas, berlomba menjaga keseimbangan saat bermain egrang, hingga permainan bakiak yang menuntut kerjasama tim. Anak-anak tampak bersemangat memainkan dolanan tradisional yang jarang mereka temui di kotanya. “Mendingan mainan ini daripada mainan hp (ponsel), nggak bikin capek kok,” ucap Adela Putri (7) asal Kota Semarang.
Tidak hanya permainan ketangkasan dan kerjasama tim. Di Dusun Kalipucung juga ada beberapa permainan strategi, seperti permainan dam-daman atau catur jawa, serta an dakon atau congklak berukuran sangat besar. Ukuran dakon sekitar dua kali setengah meter.
‘’Permainannya seru. Bermainnya di alam terbuka, banyak tumbuhan sehingga lebih sejuk. Apalagi kalau bermainnya bersama banyak teman tambah seru,” ujar Amadea Patrina (12) pengunjung lain asal Kota Semarang.

Selain dolanan tradisional, pengunjung juga bisa terlibat langsung dalam pembuatan gula aren. Proses produksi diawali dari nira pohon aren yang direbus menggunakan tungku tembaga hingga mencoba langsung hasilnya. Selain produksi gula aren, pengunjung juga dapat mengikuti proses produksi kopi bubuk hasil panenan warga setempat.
“Anak-anak jadi banyak temennya, bisa bertemu warga di desa. Juga dapat melatih motorik anak anak. Kalau selama ini terpaku pada gadget dan sebagainya, otak motoriknya bisa berjalan dengan adanya wisata edukasi yang ada di desa ini,” ujar Alexander Gunawan (46), pengunjung asal Kota Yogyakarta.
Pengelola Desa Wisata Edukasi Kalipucung, Sarun Sugiyanto (56) mengungkapkan pengembanngan desa wisata edukasi tersebut hasil swadaya masyarakat. Misinya untuk mengajarkan anak-anak saling bekerjasama dan menjunjung nilai-nilai sportivitas sejak dini. “Dalam kerjasama tim, misalnya dolanan bakiak harus ada kekompakan antara satu dengan lainnya. Sekaligus mendidik sportivitas, bahwa kalah atau menang dalam permainan hal biasa, kita tidak memberikan hadiah melainkan memberikan rasa sportivitas kepada anak anak,” jelasnya.
Di Desa Wisata Edukasi Kalipucung, pengunjung bisa menikmati beberapa fasilitas yang disediakan dengan harga terjangkau, yakni mulai Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per orang. Bagi pengunjung dari luar kota tak perlu khawatir, karena di Desa Wisata Edukasi Kalipucung terdapat home stay dengan harga sangat terjangkau. Yud/dhi