“Masukan kepada Dinkes dan masyarakat semakin aktif, jangan terus berhenti. Terus lakukan sosialisasi termasuk di sekolah. Kemungkinan di sekolah, petugas kebersihan satu dan kamar mandi banyak, sehingga jarang di bersihkan,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Ali Maimun menyampaikan, genangan air akibat musim hujan menjadi faktor utama perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, yang merupakan vektor penyebar DBD.
Menurut data Dinkes Demak, lanjutnya, kasus DBD pada 2024 mengalami lonjakan tertinggi pada Maret (78 kasus) dan Mei (55 kasus), sementara sempat menurun di Juni (13 kasus) sebelum kembali naik menjelang akhir tahun. Sedangkan jumlah kasus pada Januari 2025 telah mencapai 79 kasus.
Disampaikan, meski banyak masyarakat yang meminta fogging, menurutnya fogging bukan solusi utama, karena lebih banyak mudaratnya, dari pada manfaatnya. Seperti, gangguan saraf, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan kulit, keracunan insektisida, gangguan keseimbangan ekologi.
“Jika menurut kami fogging nanti memang diperlukan, maka tanpa diminta kita pasti akan melakukan fogging,” ungkapnya. (*)