RSUD dr Moewardi Surakarta Tingkatkan Pelayanan Berbasis Inovasi

SOLO, Cakram.net – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Surakarta terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan berbasis pada inovasi.

“Perkembangan teknologi di kalangan masyarakat menuntut pelayanan lebih cepat, nyaman, dan mudah. Dalam hal ini agar RS tetap ‘survive’ (bertahan) dalam memberikan pelayanan maka harus melakukan inovasi pada semua bidang, termasuk bidang pelayanan keperawatan,” kata Direktur RSUD dr Moewardi Surakarta Cahyono Hadi di sela pembukaan “Nursing Innovation Expo” di Solo, Selasa (18/8/2020).

Ia mengatakan inovasi bidang pelayanan keperawatan memiliki daya ungkit besar dalam pelayanan di rumah sakit mengingat perawat yang memberi pelayanan langsung dan 24 jam berada di samping pasien.

“Oleh karena itu, kami menyelenggarakan ‘Nursing Innovation Expo’. Kegiatan ini berawal dari program Pelatihan Dasar CPNS Bidang Keperawatan Tahun 2019-2020, di mana setiap CPNS diwajibkan menyusun laporan aktualisasi dengan mentor dari Bidang Pelayanan Keperawatan. Dari kegiatan inilah lahir sejumlah produk inovasi,” katanya.

Pada kegiatan tersebut, pihaknya menampilkan 82 inovasi yang terbagi dalam 15 kelompok tema, yaitu penerimaan pasien baru dan pemulangan pasien, personal higiene, manajemen nyeri, mobilisasi, perawatan luka, perawatan perioperatife, manajemen cairan, pemberian obat, perawatan anak, monitoring pasien, edukasi, dokumentasi, manajemen keperawatan, perawatan maternitas, dan keamanan pasien.

Selain itu, beberapa inovasi berbasis digital, di antaranya aplikasi teknik edukasi pasien baru (Aishiteru), aplikasi pengendalian diabetes mellitus (Si Pena DM), neonatus infant pain scale (Aplikasi NIPS), pengkajian skala nyeri (Aplikasi Pelari), aplikasi deteksi dan intervensi phlebitis (Si Apphle), jam alih baring (Aplikasi Jamaring), aplikasi pengaturan jumlah cairan (Singa Lahir), monitoring transfusi darah (Aplikasi Monita), aplikasi post kemoterapi (Si Pomo), aplikasi pengkajian dan intervensi (Siansi), risiko jatuh, dan aplikasi cara mudah bidan membaca hasil CTG.

“Untuk beberapa inovasi yang menghasilkan produk video, di antaranya edukasi penerimaan pasien baru, perencanaan pulang, personal higiene, mobilisasi, perawatan kolostomi, perawatan luka, penatalaksanaan cemas, persiapan preoperasi, cara penyuntikan insulin, persiapan tindakan broncoscopi, perawatan kateterisasi jantung, perawatan intraoperatif, cuci tangan bedah, dan perawatan geriatri,” katanya.

Beberapa inovasi yang berbentuk produk barang atau kebijakan, di antaranya SPO keperawatan, tool kit nyeri, back pillow, kantong kolostomi alternatif, kit massage punggung, trolly transekom (Transport Regimen Kemoterapi), buku panduan komunikasi terapeutik, buku panduan pencegahan ekstravasasi, Piring atau Pengingat Alih Baring, Acar Salak atau Atraumatic Care Bangsal Anak, buku panduan interpretasi EKG, kit suction, baku saku hand over, sarung tangan restrain serta berbagai leaflet, poster, booklet, dan lembar balik lainnya.

“Harapannya setelah kegiatan ini inovasi terus diaplikasikan sehingga terjamin kesinambungannya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kegiatan ini diharapkan juga merangsang dan menumbuhkan minat ‘civitas hospitalia’ baik perawat, medis, penunjang maupun administrasi untuk melakukan terobosan di area kerja masing-masing sehingga melahirkan inovasi baru sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya. (Ant/Cakram)

Bagikan:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *